Total Tayangan Halaman

Selasa, 04 Januari 2011

Pelayanan bagi anak cerdas istimewa

Tahun 2011 merupakan tahun kebangkitan bagi pendidikan di Surabaya. Anggaran sebesar 1,73 trilyun telah disiapkan pemkot untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yang berarti naik 400 milyar dari tahun 2010. Alokasi anggaran sebesar 35,4 persen dari total kekuatan APBD 2011 yang berjumlah 4,8 trilyun itu, untuk mengcover  SPP siswa dari jenjang SD sampai SMA.  Tidak hanya bagi sekolah negeri, namun juga sekolah-sekolah swasta.  Disamping SPP, pemkot juga memberikan perhatian pada pengembangan kualitas guru dengan menambah kuota sertifikasi guru dan meningkatkan jumlah tunjangan fungsional para guru. Tidak hanya sampai disini, pemkot Surabaya juga mengalokasikan anggaran 2011 untuk pengembangan siswa-siswa yang memiliki kecerdasan majemuk  (multiple intellegence).
Niat baik pemkot ini layak diapresiasi, sebab jumlah anak-anak yang memiliki kecerdasan majemuk semakin bertambah tiap tahunnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa, anak-anak dengan multiple intelegence, memiliki keistimewaan lebih dibanding anak-anak biasa. Mereka cenderung diatas rata-rata anak seusianya. Karena kelebihan inilah kadangkala sekolah biasa tidak dapat mengcover perkembangannnya. Padahal undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan antara lain bahwa "warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus" (Pasal 5, ayat 4). Di samping itu juga dikatakan bahwa "setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya" (pasal 12, ayat 1b).
Kecerdasan majemuk (multiple intelegence) pertama kali dikembangkan oleh Prof. Howard Gardener, seorang ahli riset dari Amerika. Dia menemukan bahwa seorang anak sebenarnya memiliki delapan kecerdasan yang dapat dikembangkan, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam bentuk lisan maupun tulisan), logical–mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi), intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).
Perkembangan kecerdasan majemuk pada anak dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu faktor keturunan (bawaan, genetik) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika memiliki gen unggul dan dirangsang oleh lingkungan yang kondusif, baik lingkungan formal maupun non formal.

Pelayanan bagi anak berkecerdasan majemuk
            Anak-anak dengan kecerdasan majemuk memiliki kemampuan dan minat yang berbeda dengan anak-anak seusianya. Rata-rata mereka ber-IQ tinggi, memiliki bakat-bakat khusus dalam bidang bahasa, matematika, seni dan lain-lain. Kreatifitas berfikir mereka juga cukup tinggi, sehingga seringkali menemukan ide-ide baru.
Potensi anak-anak dengan kecerdasan majemuk ini dapat berkembang positif jika lingkungan memberikan pelayanan yang sesuai dengan kondisi mereka, baik lingkungan formal maupun non formal.  Sebaliknya, apabila diabaikan, akan muncul perasaan frustasi, yang berakibat negatif bagi si anak maupun lingkungan sekitarnya.  Agar hal ini tidak terjadi, perlu dirumuskan pelayanan yang diberikan kepada anak-anak istimewa ini, diantaranya:
1). Membangun kelas khusus untuk anak dengan kecerdasan majemuk. Mereka yang memiliki bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak dengan kecerdasan majemuk harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan mereka. Sistem evaluasi dan pembelajarannya pun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 2). Menyelenggarakan program akselerasi untuk anak-anak dengan kecerdasan majemuk. Program akselerasi dapat dilakukan dengan cara "lompat kelas", artinya anak dari kelas satu misalnya tidak harus naik ke kelas dua, tapi bisa langsung naik ke kelas III atau IV jika memang anaknya sudah matang untuk menempuhnya. Program akselerasi ini disebut dengan akselerasi kelas, karena dilakukan terhadap seluruh mata pelajaran. Bisa juga akselerasi terhadap beberapa mata pelajaran saja yang dianggap luar biasa, misalnya anak kelas I SD yang berbakat istimewa dalam bidang matematika, ia diperkenankan menempuh pelajaran matematika di kelas III, tetapi pelajaran lain tetap di kelas I. Demikian juga kalau ada anak kelas II SD yang sangat maju dalam bidang bahasa, maka ia boleh mengikuti pelajaran bahasa di kelas yang lebih tinggi. 3) Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Home schooling ini dapat menjadi alternatif pelayanan, sebab dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan.
            Bisa dibayangkan bagaimana dahsyatnya perkembangan bangsa Indonesia mendatang, jika saat ini generasinya terawat dengan baik. Anak-anak dengan kecerdasan majemuk merupakan generasi unggul yang menjadi aset potensial bangsa. Oleh karenanya, semua pihak yang menjadi stake holder harus serius melakukan pelayanan yang maksimal terhadap mereka. Orang tua, pendidik maupun pemerintah. Langkah pemkot dengan memberikan anggaran yang besar terhadap pendidikan anak-anak berbakat, patut didukung oleh semua elemen, baik masyarakat maupun legislatif. Semoga.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar