Total Tayangan Halaman

Jumat, 12 Agustus 2011

Deradikalisasi dari kacamata psikologis

            Publik layak merasa prihatin dengan maraknya kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal. sebut saja bom buku Pepi Fernando, bom masjid  Cirebon, jaringan pembunuh polisi di Poso, teror racun sianida di Jakarta dan yang paling gress ditemukannya kelompok radikal di Pondok Pesantren Umar bin Khattab, di Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Bima Nusa Tenggara Barat.
            Beruntunnya teror oleh kelompok radikal,menunjukkan bahwa jaringan teroris di Indonesia telah mengembangkan sayapnya sedemikian cepat dan masif, hingga polisi sulit mengendusnya. Pertanyaannya, mengapa  radikalisme, yang nota bene  identik dengan kekerasan dan kebencian sedemikian mudah menyebar di kalangan masyarakat Indonesia? Virus macam apa sebenarnya ideologi radikal itu?
Radikalisme merupakan ajaran teologi yang ekstrim, berlebihan dan memiliki pandangan yang sempit.  Radikalisme menjadi tumbuh subur dipicu oleh faktor internal dan eksternal seperti pemikiran, ekonomi, politik, sosial, pendidikan dan faktor psikologis.  Semua faktor tersebut, menjadi amunisi bagi kelompok radikal untuk melakukan tindak  kekerasan terhadap orang-orang yang berada diluar kelompok mereka.
            Menurut  analisa psikologis, perilaku teror kelompok radikal, berkaitan dengan fikiran (thinking),  perasaan (felling) dan tindakan (action). Cara berfikir sebagai hasil dari pengelolaan informasi yang berpusat pada fungsi kognitif dan proses persepsi, sehingga menghasilkan pemahaman ajaran agama. Seringkali fikiran kaum radikal merupakan hasil pemahaman dangkal terhadap ajaran agama berdasar dari sumber yang tidak otentik. Misalnya buku-buku terjemahan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, atau memperoleh dari orang yang pemahaman agamanya kurang luas dan mendalam. Ahli kedokteran berbicara tafsir, ahli kimia membahas Al Qur’an atau ahli teknik bom membicarakan ayat-ayat tentang jihad.
Selanjutnya pemahaman yang telah diperoleh, dan tentunya mengalami distorsi dan penyelewengan dari ruh agama yang sebenarnya, menjadi bahan untuk mempersepsikan lingkungan yang mereka hadapi. Kelompok radikal ini melakukan penentangan-penentangan terhadap realitas yang ada. Mereka mempersepsi bahwa keterjepitan ekonomi yang dialami atau carut marutnya sosial politik merupakan akibat dari tidak totalnya mengamalkan ajaran agama. Sehingga satu-satunya jalan selamat adalah mengamalkan ajaran agama dengan “sebenar-benarnya”. Dan tentunya benar menurut persepsi mereka sendiri. Namun sayangnya, cara-cara yang ditempuh sangat kaku dan keras. Mereka menganggap orang lain yang memiliki persepsi agama berbeda atau diluar kelompok mereka adalah kafir, sehingga wajib dibunuh.
Kebencian dan kemarahan lalu menjadi kekuatan negatif yang menjadi pilihan sikap kelompok radikal. Penggabungan fungsi emosi dan perasaan ini menyangkut keyakinan (belief) terhadap apa yang telah mereka fahami. Dorongan rasa marah dan benci yang begitu kuat, karena keyakinan yang dimiliki, menghilangkan naluri kemanusiaan hingga mereka tega menyakiti dan membunuh orang diluar kelompok mereka. Alih-alih merasa kasihan, bahkan mereka merasa puas jika tindak teror yang mereka lakukan berjalan lancar dan sukses.

Upaya deradikalisasi para teroris
Menurut psikologi abnormal, individu yang mengalami rasa marah, benci, kecewa, cemas dan tertekan hingga menempuh jalan yang merusak diri sendiri atau orang lain merupakan perilaku abnormal.  Individu ini mengalami kesulitan menyesuaikan diri (maladaptif) terhadap keadaan yang dihadapi, sehingga mereka lari pada hal-hal yang dapat memuaskan dan menyamankan dirinya. Hal ini hampir sama dengan proses psikologis yang terjadi pada orang-orang radikal.
Awalnya mereka memiliki “idealitas” tentang kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Idelitas ini tercipta dari proses kognitif yang menghasilkan sebuah pemahaman tertentu. Tapi ternyata realitas yang terjadi jauh dari pemahaman yang telah terbangun. Lalu muncul lah perasaan-perasaan negatif dalam diri mereka, yang kemudian dikuatkan oleh faktor eksternal, seperti masalah ekonomi, sosial, politik dan pendidikan. Perasaan-perasaan negatif ini selanjutnya menjadi daya dorong bagi individu radikal untuk melakukan tindak yang merusak diri sendiri atau orang lain, seperti bom bunuh diri untuk melukai orang lain.
Setelah diketahui proses pembentukan keyakinan yang mendorong perilaku radikal para teroris, sejatinya akan lebih mudah melakukan deradikalisasi bagi mereka. Karena sesungguhnya distorsi dan penyelewengan yang terjadi adalah pada ranah kognitif, maka perlu terapi yang berkaitan dengan rekontruksi wilayah kognitif. Dalam dunia konseling dan psikoterapi, seringkali diterapkan CBT (cognitive behavior therapy). Metode terapi ini berusaha membongkar bangunan pemahaman individu radikal, dengan mengganti harapan yang tidak wajar menjadi lebih realistik .
Pembongkaran yang dilakukan harus dengan penuh empati. Perlu skill dan kemampuan khusus, misalnya penerimaan (acceptance), pemahaman (understanding), mendengarkan secara aktif (active listening),  merasakan apa yang dirasakan (reflection feeling).
Pertama, terima apa adanya sosok individu radikal ini. kemudian pahami apa yang menjadi idelita dalam fikiran mereka dan tindakan yang telah dilakukan, misalnya cita-cita mewujudkan negara khilafah, mengkafirkan orang diluar kelompok mereka, melakukan teror bom dimana-mana.  Selanjutnya dengarkan dan rasakan apa yang menjadi pikiran dan perasaannya. Barulah kemudian dilakukan dialog untuk mengubah keyakinan mereka yang tidak rasional. Merekontruksi kembali pemahaman agama mereka yang ekstrim menjadi lebih moderat. Karena sesungguhnya agama mengajarkan sikap moderat (tawassuth) dan toleransi (tasamuh) terhadap perbedaan. Agama juga merupakan rahmat bagi seluruh alam yang memiliki ajaran kasih sayang, bukan kebencian dan kemarahan.
Menjelang ramadhan ini, sudah saatnya pemerintah dan ormas-ormas moderat memperlakukan kelompok radikal lebih manusiawi. Lebih mengedepankan tindakan mengajak daripada mengejek, merangkul daripada memukul dan mengutamakan proses mendidik daripada menghardik. Karena sesungguhnya penjara dan hukuman tidak akan dapat mematikan keyakinan yang menjadi ideologi kelompok radikal (by: Ainna Amalia FN)  

Jumat, 08 Juli 2011

Gaji ke-13 Para Pejabat Negara

            Tanggal 30 Juni 2011 kemaren, pemerintah mengeluarkan PP no 33 tahun 2011 tentang gaji/pensiun/tunjangan bulan ke-13 kepada PNS, anggota TNI/Polri, pejabat negara dan pensiunan. Gaji ke-13 tahun ini menghabiskan anggaran negara 8 trilyun. Sebesar 1 trilyun dialokasikan untuk gaji ke-13 para pejabat negara yang terhormat.
            Menurut PP no 33 ini, para pejabat negara juga kecipratan jatah gaji ke-13. Padahal, tiap bulannya mereka telah mendapatkan gaji beserta tunjangan rata-rata diatas 10 juta. Lihat saja, gaji dan tunjangan presiden perbulan mencapai 62 juta, wakil presiden 42 juta;  menteri, jaksa agung, panglima TNI dan pejabat setingkat mendapatkan lebih dari 18 juta, ketua DPR 30 juta, wakil ketua DPR 26 juta. Maka jika mereka semua mendapat gaji ke-13, berarti awal bulan Juli ini para pejabat akan mendapat gaji dua kali lipatnya.
            Disamping menerima gaji tinggi, para pejabat negara juga mendapatkan fasilitas rumah dan mobil dinas. Semisal para menteri dan pejabat tinggi lainnya, fasilitas mobil dinas bermerk  Toyota Crow Royal Saloon seharga 1,3 milyar, yang sebenarnya dapat dipakai untuk menyediakan 6  mobil gress dengan harga yang lebih rendah hati. Rumah dinas yang mereka terima pun berharga milyaran rupiah.
            Akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan gaji dan fasilitas yang diterima pejabat negara di Belanda.  Salah satu negara kaya di dunia dengan pendapatan perkapita mencapai 22.570 euro. Alih-alih mendapat gaji ke-13, anggota parlemen negara Belanda bahkan tidak menerima gaji dan fasilitas mobil. Mereka hanya mendapat schadeloosstelling (ganti rugi) yang tidak terlalu besar nilainya. Sehingga banyak ditemukan anggota parlemen yang ngantor dengan naik trem, yaitu sejenis angkutan umum kota mirip kereta api tapi bentuknya lebih kecil, bahkan ada yang berangkat dinas dengan naik sepeda onthel. Negara hanya mengganti uang transport untuk kepentingan tugas ke-parlemen-an, sebesar 781,36 euro bagi yang bertempat tinggal dalam radius 10-15 kilometer dari komplek Parlemen Binnenhof (Den Haag), sedangkan yang tinggal di radius 15-20 kilometer mendapat 1.093,63 euro dan untuk radius lebih dari 20 kilometer mendapat uang transport 1.562,72 euro. Sehingga yang tinggal dalam radius kurang dari 10 kilometer, tidak masuk dalam ketentuan tersebut alias tidak mendapat apa-apa.   
Sungguh sangat berbeda dengan kondisi pejabat di tanah air, yang berlimpah gaji dan fasilitas. Ironisnya lagi, gaji tinggi dan beragam fasilitas bagi pejabat negara, tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan rakyat indonesia. Menurut data BPS Maret 2011, penduduk miskin Indonesia mencapai 30,02 juta jiwa. Sekitar 12,49% dari total penduduk Indonesia. Masyarakat miskin ini berpenghasilan dibawah 220 ribu/bulan. Bisa dibayangkan, bagaimana repotnya memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dengan penghasilan yang hanya 220 ribu perbulan. Balum lagi untuk kebutuhan yang lain, misalnya pendidikan dan kesehatan.
Melihat kondisi semacam ini, pejabat, yang menjadi pelayan masyarakat harusnya merasa malu bila masih mendapatkan gaji ke-13. Anggaran sebesar 1 trilyun, yang dianggarkan untuk gaji ke-13 para pejabat, seharusnya di alokasikan untuk kepentingan rakyat kecil yang jauh lebih membutuhkan. Para pejabat seharusnya menyadari apa hakekat menjadi seorang pejabat, yaitu untuk malayani rakyat (to serve). Karena rakyat yang dilayani banyak yang belum hidup layak, maka tidak pantas bagi pejabat mendapatkan gaji ke-13 yang diambilkan dari APBN/APBD, yang nota bene adalah hasil keringat rakyat Indonesia. Walaupun dengan alasan “berat dan besarnya tanggung jawab sebagai pejabat negara”. Tugas berat dan tanggungjawab besar, memang sudah menjadi konsekwensi sebagai pejabat negara.  Atau dengan alasan “pejabat juga memiliki kebutuhan hidup seperti masyarakat lain”.  Saya kira, itu bukan alasan yang rasional bagi pejabat untuk menerima gaji lebih besar lagi, sementara masih banyak rakyat yang kesusahan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mental pejabat yang rakus dan selalu kurang ini muncul karena, sistem dinegara kita mensyaratkan modal besar untuk menjadi pejabat. Otomatis ketika menjadi pejabat, mereka berusaha mengembalikan modal yang telah dipakai dengan berbagai cara. Disamping itu, budaya feodal telah mencetak pejabat kita  bermental “juragan”. Bergaya hidup mewah dan glamour.  Sehingga berapapun gaji dan fasilitas yang diterima, tidak akan mencukupi kebutuhan mereka.  Mental inilah yang telah membutakan hati pejabat kita. Sehingga mereka tidak peka dengan kesejahteraan masyarakatnya. Mereka lupa tugasnya untuk melayani rakyat. Para pejabat kita hanya berfikir bagaimana mendapatkan pelayanan yang maksimal dari rakyat.
Patut diapresiasi apa yang dilakukan ketua MK, Mahfud MD dan KPK yang menolak gaji ke-13. Penolakan ini sebagaimana juga dilakukan oleh ketua MK, Jimly Ashshidiqie, pada tahun 2006. Menurutnya Gaji ke-13 hanya pantas bagi PNS golongan I dan II. Sedangkan pejabat negara dengan golongan lebih dari itu tidak layak mendapatkannya. Jika para pejabat ini merasa kurang dengan gaji yang telah diterima, maka persoalannya adalah bukan pada besar kecilnya gaji, akan tetapi pada mental dan gaya hidup yang seharusnya dirubah menjadi lebih sederhana. Tidak perlu berlebih-lebihan.

Perlunya belajar kesederhanaan hidup
Urusan kederhanaan hidup, agaknya pejabat negara kita perlu belajar banyak dari sosok Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Selama menjabat sebagai presiden, dia tidak pernah mengambil gajinya sebagai presiden. Ketika diwawancara oleh wartawan TV FOX Amerika, dia memberikan alasan bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan rakyat, dan ia bertugas untuk menjaganya. Mahmoud Ahmadinejad hanya menerima gajinya sebagai Dosen di sebuah Universitas yang berjumlah 250 Dollar perbulan. Presiden Iran ini juga tidak menempati rumah dinas yang mewah, tapi tetap tinggal di rumahnya sendiri yang sederhana, warisan dari ayahnya 40 tahun yang silam. Ketika perjalanan dinas, dia lebih memilih naik pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi. Sungguh sebuah potret pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingannya sendiri.
Para pejabat di India pun juga memiliki gaya hidup sederhana. Sebagaimana diceritakan Akbar Faizal (Hanura) ketika melakukan kunjungan kerja DPR ke India, bulan Mei lalu. Ketika  menerima kunjungan dari DPR RI, para menteri India hanya menggunakan baju sederhana khas India, bukan baju mahal merk luar negeri, karena mereka lebih senang mamakai produk dalam negeri.
Setelah melakukan kunjungan ke India, Anggota DPR komisi II ini mengaku merasa malu dengan gaya hidup pejabat di indonesia. Malu dengan banyaknya gaji dan fasilitas yang telah mereka terima. Sekarang, tinggal kita tunggu, apakah para pejabat ini akan tetap merasa malu menerima gaji ke-13. Apakah  mereka masih memiliki kekuatan nurani untuk menolak gaji ke-13? Kita lihat saja...(oleh Ainna Amalia FN)
Dimuat Harian Kompas 21 Juli 2011


Kamis, 10 Maret 2011

Kisah Ulang Tahun yang ke 6...

Hari ini jagoanku Ahmad Hekam Abdik Elmazer genap berusia 6 tahun, kamis, 10 Maret 2011. 
Sehari sebelum tanggal 10, dia minta ulang tahunnya dirayakan lagi seperti tahun lalu. "Bunda ulang tahunku dirayakan ya..aku mau ngundang teman-temanku", ungkapnya penuh harap. Dan aku diam..."Boleh bunda ya..di tony jack ya..disana ada badutnya..Aku juga pengen dapat kado banyak...", dia tetap meminta. "Boleh saja dirayakan, tapi nggak usah jauh-jauh ya, gimana kalo ulang tahunnya di mushola aja. Besok hari jum'at kan ada Maulidan tuh, jadi bareng sekalian. Nanti bunda bikin kuenya untuk teman-teman di Mushola", jawabku. "Aduh bunda, teman-teman ngajiku jahat-jahat, aku nggak mau, lagian nanti nggak dapat kado", tolaknya "Untuk kado, nanti bunda yang ngasih, mas Ekal minta kado apa?" jawabku mencoba membujuknya. "alah bunda-bunda, di tony jack ya..? rengeknya lagi. "Nanti kalo temannya nggak ada yang datang gimana", ucapku berusaha mengalihkan, dan akhirnya.."Ya wes, tapi bunda ngasih kadonya yang banyak ya, aku minta pesawat yang ada remotnya, harganya 400 ribu!", ujarnya. 
Pesawat dengan harga 400 ribu ?? Anakku memang sudah tahu barang dan harganya, karena dia pernah melihat sebelumnya. akhirnya untuk sementara aku iyakan permintaannya.


Ketika tanggal 10 Maret....
Pagi, anakku sudah siap-siap, mandi dan berpakaian rapi. Kemudian dia menagih kado ulang tahun kepadaku. Tanpa banyak ngomong, aku ajak dia ke toko mainan, agar memilih sendiri apa yang dia suka. Hari ini aku ijinkan dia tidak masuk sekolah.


Di toko mainan, penjual menunjukkan berbagai macam mainan. Singkat cerita, anakku tertarik dengan mobil sport seharga 65.000. Dalam hati aku bilang alhamdulillah, akhirnya bukan pesawat  dengan harga 400 ribu yang dipilih. Maklum bulan ini lagi banyak pengeluaran hehehe...
Setelah membeli kado ulang tahun, kuajak anakku ke perempatan lampu merah di daerah Kertajaya. Disana banyak sekali penjual asongan yang masih belia. Aku turun dari kendaraan diikuti anakku, dan memanggil penjual koran kecil, berusia 11 tahun. "Hai dek, beli koran!", Penjual koran kecil mendekat dengan wajah sumringah. "Saya lihat dulu beritanya ya..", sambil membaca headline aku bertanya pada penjual koran kecil "Nggak sekolah dek?", "Nggak bu, tidak punya biaya..." jawabnya "Lho sekarang sekolah kan gratis...", "Iya bu, tapi kalo saya sekolah, nanti nggak ada yang bantu emak mencari uang. Bisa-bisa nggak makan, adik saya kan ada 2 ", terangnya panjang lebar...Sedang anakku tampaknya memperhatikan obrolan ini. Dan ini yang aku harapkan..Dia dapat belajar dari penjual koran yang hidup serba kekurangan. Seorang anak yang keinginannya tidak selalu dapat terpenuhi, seorang anak yang dengan kemiskinannya, masih mau berusaha. Bekerja keras membantu orang tuanya.
Akhirnya aku membeli 2 koran, Jawa Pos dan Surya. Uang aku berikan kepada anakku, "tolong mas, kasih uang ini ke teman penjual, trus kembaliannya nggak usah diminta ya", pintaku sambil mengeluarkan uang dari dompet.


Dalam perjalanan pulang...
Terselib doa untuk anakku tersayang, semoga dia dapat belajar mensyukuri apa yang telah dimiliki, karena masih banyak anak yang tidak mempunyai sebagaimana yang telah didapat olehnya.
Semoga dengan bertambahnya umur, anakku semakin dapat memahami kearifan hidup dengan memungut hikmah yang berserak di semesta raya..
Amiin...

Selasa, 01 Maret 2011

Rasa kehilangan dan rasa syukur

Ada seorang teman cerita kepada saya, "Kemaren sabtu sepeda motorku ilang bu...kebangetann banget maling ni..", ceritanya dengan nada jengkel dan sedih. "Lho kok bisa", aku mencoba untuk simpati. "Iya, padahal udah diparkir dihalaman dengan pager tertutup, ilangnya pas siang lagi, huft....", ungkapnya semakin geregetan. "Dah lapor polisi?", tanyaku berusaha menghibur, "Udah, dari polisi ampe preman udah aku lapori", tambahnya "sabar ya jeng, mudah-mudahan segera ketemu dan ada hikmahnya...", hiburku

Dari pengalaman teman ini, coba kita bayangkan bagaimana rasanya kehilangan sesuatu yang sangat kita butuhkan atau kita cintai? tentunya sedih bukan? pengen menangis sekeras-kerasnya bukan? uft..tapi jangan lama-lama. Akan banyak energi yang terkuras jika kita tidak segera bangkit dan keluar dari lingkaran kepedihan ini.

Munculnya perasaan sedih, menyesal, kesal, marah ketika kita kehilangan sesuatu adalah hal yang wajar. sangat manusiawi. Setiap manusia yang normal pasti akan mengalami perasaan demikian. Semua sama, akan merasa sedih dan galau. Yang membedakan hanya pada cara pandang dan cara sikap kita ketika mengalaminya. Ada yang terpuruk ketika kehilangan apa yang disayanginya, hingga putus asa, bahkan depresi. Ada juga orang yang dapat mengambil hikmah dari peristiwa kehilangan yang terjadi. Yang lebih utama, ada orang yang mempu mensyukuri atas kehilangan dan kemalangan yang menimpa. Orang semacam ini selalu ingat dengan ayat Qur'an  yang mengatakan "Allah akan menguji manusia dengan rasa takut, lapar, kehilangan harta dan jiwa. Jika manusia tetap gembira dan bersyukur, tetap berharap pahala dan surga serta ridlo Allah, maka kebahagian hakiki pantas untuk mereka".

Dalam setiap kejadian apapun, orang yang terbiasa bersyukur, akan mampu memandang dari sisi positifnya, baik kebaikan maupun musibah. Bagi mereka, kemampuan mensyukuri apapun, merupakan kebahagiaan terbesar yang dimiliki. Jadi kebahagiaan bagi mereka bukan pada kejadian yang menimpa. Tapi lebih pada kemampuan mengelola fikiran dan perasaan untuk dapat menikmati setiap kejadian yang dialami, baik kemalangan maupun keberuntungan.

Kemampuan untuk mensyukuri segala keberuntungan dan kemalangan, dapat terbentuk jika fikiran dan perasaan kita dapat mengikhlaskan segala yang kita alami, merelakan apa yang kita hadapi, karena sudah merupakan kehendak yang mesti terjadi. Peristiwa yang "harus" terjadi dalam perjalanan hidup kita. Semua sudah tergambar dan tercatat di lauh mahfudz apa yang bakal kita hadapi ...
so belajarlah untuk mengikhlaskan segala yang kita hadapi, karena kita akan dapat mensyukuri segala yang kita terima...Karena sesungguhnya "kemampuan" kita untuk mensyukuri segala yang terjadi adalah kebahagiaan...Kebahagiaan hakiki yang senantiasa kita cari.

Jumat, 25 Februari 2011

jadikan aku...


separoh perjalanan telah kulalui..
sepenggal cerita tlah ku rangkai...
tlah menumpuk yang kudapat..
tersimpan rapi yang ku rengkuh
Namun, tak semua terasa manis,
ada yang asin dan pahit..
Yang manis, terasa indah dalam angan
yang pahit semoga menjadi cambuk kedepan

Tuhanku...
jadikan aku orang yang senantiasa berbaik sangka kepada-Mu
atas apa yang telah Kau gariskan untukku
agar aku menjadi orang yang iklhas...
ikhlas dalam menjalani Irodah-Mu

Tuhanku yang maha Rahman..
jadikan aku orang yang pandai bersyukur
atas segala yang tlah terberi
Hingga syukur senantiasa terucap
dan menjadi darah dalam hidupku
menjadi urat dalam nadiku
hingga ajal menjemputku..

Tuhanku yang maha lembut..
hiasilah hatiku dengan kelembutan
hingga aku senantiasa menebarkan kesejukan..
merangkai damai bagi sesama
di sisa umurku...

Selasa, 22 Februari 2011

Menabung

Seminggu yang lalu, Ekal merengek minta dibelikan mobil yang ada remot controlnya...Ceritanya gini, pas pulang sekolah, Ekal ngomongin temannya yang punya mainan baru..."bunda, tadi temanku di sekolah ada yang punya mainan baru.. Bagus banget deh..Mobil pake remot bunda. enak..!  nggak capek. Tinggal duduk, mobil bisa lari kemana-mana. Kan pake remot..". bla...bla...bla.. Dia cerita dari A ampe Z tentang mobil remot dan ujung-ujungnya bisa ditebak, ..Dia pengen juga dibelikan mobil dengan remot control. Melihat antusiasmenya, saya iyakan maunya untuk membeli mainan baru, tapi dengan syarat harus nabung sampai uangnya cukup untuk membeli mobil mainan. Uang sisa belanja akan saya berikan untuk dia tabung. "Asyiiik..." dia teriak kegirangan..Besoknya, dia telah sedia toples plastik untuk tempat menabung.
Tiap pagi, setelah saya pulang dari belanja, dia selalu nanya, "bunda, hari ini uang belanja sisa berapa?". Dia akan tampak sumringah ketika menerima uang..seraya menghitung jumlah uang yang telah didapat hari ini.
Begitu terus berulang hingga satu minggu lebih. Sampai akhirnya hari ini, saya antar dia ke toko mainan. Saya suruh dia untuk milih sendiri mainan impiannya. Rona bahagia terpancar dari wajahnya. Dia juga membelikan mainan untuk sang adek, mainan alat masak-masak'an. "Biar adek Ines juga senang bunda", begitu katanya. Alhamdulillah....


Kawan-kawan,
Budaya menabung memang harus dibiasakan sejak kecil. Agar anak kita menghargai nilai uang. Agar mereka dapat mengalami proses mendapatkan, tidak hanya merasakan nikmatnya menggunakan.
Banyak negara-negara maju seperti Amerika, Jepang dan negara-negara Eropa yang menjadikan menabung sebagai bagian dari gaya hidup. Anak-anak kecil sudah mereka ajari menabung dulu untuk mendapatkan sesuatu.
Dinegara kita, tampaknya menabung masih kurang membudaya. Masyarakat kita masih menganggap bahwa menabung tidak banyak manfaatnya. "Toh bulan depan kita akan dapat gaji lagi". begitu kira-kira ungkapannya. Atau mengambil jalan untuk kredit (berhutang), jika menginginkan suatu barang sedang uang belum ada. Ambil barang dulu, bayar belakangan, dengan tidak memperhitungkan cost of money (bunga kredit). Ada juga masyarakat yang menganggap menabung merupakan beban, "bagaimana dapat menabung, wong untuk kebutuhan pokok saja kadang masih kurang", kata sebagian masyarakat yang lain.
Padahal, kebiasaan menyisihkan pendapatan sebenarnya tidak harus orang yang sudah memiliki pendapatan yang besar. Orang dengan pendapatan sedikit, bisa menabung asal ada tekad untuk menyisihkan sebagian pendapatannya.


Di negara tropis, dimana tanaman bisa berbuah sepanjang tahun, karakter menabung pada masyarakatnya kurang berkembang. Mereka terbiasa dimanjakan oleh alam. Berbeda dengan masyarakat di negara-negara sub tropis. Sejak zaman pra modern, perubahan musim sepanjang tahun, memaksa mereka untuk menyimpan makanan sebagai cadangan di musim dingin dan musim gugur. Kebiasaan ini terbentuk hingga menjadi gaya hidup sampai sekarang.


Dari sini terlihat, bahwa menabung merupakan karakter yang dapat dibangun dalam diri seseorang. Kebiasaan yang harus diupayakan. Tidak hanya pada anak kecil, tapi juga keharusan bagi para orang dewasa, terutama dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.


Menurut para pakar keuangan, 20% dari total pendapatan seharusnya sudah di save ketika awal bulan. sisanya yang 80% untuk semua pos kebutuhan rumah tangga. Jangan menabung dari sisa pengeluaran pada akhir bulan. Karena biasanya kita kurang bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Tahu-tahu akhir bulan keuangan rumah tangga sudah devisit, akhirnya jalan keluarnya adalah hutang. Nah lo..
misalnya gaji anda 1 juta, setelah gajian langsung tabung 200 ribu, sisanya 800 ribu untuk memenuhi kebutuhan bulanan. Anda harus bisa mengatur, agar uang 800 ribu cukup untuk semua kebutuhan. Prioritaskan yang penting, tinggalkan yang tidak terlalu dibutuhkan. Begitu juga jika gaji naik, jumlah yang ditabung juga akan meningkat. Kalau anda sudah terbiasa melakukan hal ini, maka kebiasaan menabung telah menjadi karakter anda. Sejalan dengan firman Allah dalam QS Al Furqon:67 "Termasuk hamba-hamba tuhan yang maha pengasih, orang-orang yang apabila menginfaqkan harta mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, diantara keduanya secara wajar".
Wallahu A'lam...

Rabu, 09 Februari 2011

Kesempatan

Kata orang, kesempatan tidak datang dua kali. Kalaupun ada, pasti tidak sama dengan yang pertama. Oleh karenanya pergunakan kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT sebaik mungkin, sebelum datang penyesalan. Menyesal kemudian tiada arti dan guna.
Mudah-mudahan Allah memberi kekuatan pada kita untuk mempergunakan sekuat tenaga, apa yang ada didepan mata, bukan bermimpi apa yang belum nyata. Karena fokus dengan yang dihadapi, berarti akan bersungguh-sungguh untuk menjalani dan menikmati apa yang sedang terjadi...

Jumat, 07 Januari 2011

ulang tahun ines

Terasa baru kemaren aku merasakan sakitnya melahirkan...
Perut mules luar biasa. Terasa ada yang nendang-nendang. Ada yang mau keluar, tapi nggak muncul-muncul. Ouuuhgg sakiiit...duuh gustii..beri kemudahan..beri kelancarannn. Mulut tak pernah lepas dari berdzikir dan berzikir..yaa Allaah...ya Rohman...ya Rohiim.. mudahkan...lancarkan..Yaa penguasa jagat...yang menguasai seluruh rasa sakit, hilangkan sakit yang menyergap, redakanlah rasa yang menyerang perutku..lancarkanlah kelahiran bayiku...bayi kecilku.
Setelah beberasa saat menikmati rasa sakit, lahirlah bayi perempuan yang mungil, Alhamdulillah...8 januari 2009, jam 15.00. Dokter dan para perawat Rumah Sakit Haji Surabaya memberikan ucapan, "selamat ya bu, bayi ibu sehat dan cantik..". "Terima kasih dokter...", terdengar lirih.
Air mata meleleh karena haru dan lega...Ya Allah, terima kasih atas pertolonganmu...

Kini, bayi mungil itu sudah pandai berlari dan menyanyi...sudah pintar menari...
Ketika bangun tidur selalu bilang, "bunda mana..."  kemudian tersenyum ketika melihat sang bunda...
Kalau ngomong mulutnya mecucu 2 senti..sangat lucu dan menggemaskan..
Bayi itu bernama Ines Mumtaz Elmajida, dia kini telah berusia dua tahun.

Selamat ulang tahun yang kedua anakku...
sepenuh jiwa bunda berdoa untukmu,
semoga kebaikan tercurah dalam hidupmu...
keridloan Ilahi tak pernah lepas melingkupi rentang jalanmu...
Kemudahan senantiasa mengitari hari-harimu...
Semangat mewarnai aktifitas keseharianmu..
Kasih sayang untuk sesama selalu terpancar dari hatimu..
Keindahan lahir dari tingkah lakumu...
Kesejukan keluar dari tutur katamu
oh anakku...
Semoga Allah Yang Maha lembut menghiaskan dirimu dengan akhlak yang mulia
Semoga Allah yang Maha Rahman melimpahkan kasihNya kepadamu...
Semoga Allah yang Maha Rohim mencurahkan sayangNya untuk mu...
Semoga Allah yang Maha Perkasa melindungi dirimu dari segala keburukan..
Semoga hidupmu dipenuhi dengan keberkahan...

Selasa, 04 Januari 2011

Pelayanan bagi anak cerdas istimewa

Tahun 2011 merupakan tahun kebangkitan bagi pendidikan di Surabaya. Anggaran sebesar 1,73 trilyun telah disiapkan pemkot untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yang berarti naik 400 milyar dari tahun 2010. Alokasi anggaran sebesar 35,4 persen dari total kekuatan APBD 2011 yang berjumlah 4,8 trilyun itu, untuk mengcover  SPP siswa dari jenjang SD sampai SMA.  Tidak hanya bagi sekolah negeri, namun juga sekolah-sekolah swasta.  Disamping SPP, pemkot juga memberikan perhatian pada pengembangan kualitas guru dengan menambah kuota sertifikasi guru dan meningkatkan jumlah tunjangan fungsional para guru. Tidak hanya sampai disini, pemkot Surabaya juga mengalokasikan anggaran 2011 untuk pengembangan siswa-siswa yang memiliki kecerdasan majemuk  (multiple intellegence).
Niat baik pemkot ini layak diapresiasi, sebab jumlah anak-anak yang memiliki kecerdasan majemuk semakin bertambah tiap tahunnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa, anak-anak dengan multiple intelegence, memiliki keistimewaan lebih dibanding anak-anak biasa. Mereka cenderung diatas rata-rata anak seusianya. Karena kelebihan inilah kadangkala sekolah biasa tidak dapat mengcover perkembangannnya. Padahal undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan antara lain bahwa "warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus" (Pasal 5, ayat 4). Di samping itu juga dikatakan bahwa "setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya" (pasal 12, ayat 1b).
Kecerdasan majemuk (multiple intelegence) pertama kali dikembangkan oleh Prof. Howard Gardener, seorang ahli riset dari Amerika. Dia menemukan bahwa seorang anak sebenarnya memiliki delapan kecerdasan yang dapat dikembangkan, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam bentuk lisan maupun tulisan), logical–mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi), intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).
Perkembangan kecerdasan majemuk pada anak dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu faktor keturunan (bawaan, genetik) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika memiliki gen unggul dan dirangsang oleh lingkungan yang kondusif, baik lingkungan formal maupun non formal.

Pelayanan bagi anak berkecerdasan majemuk
            Anak-anak dengan kecerdasan majemuk memiliki kemampuan dan minat yang berbeda dengan anak-anak seusianya. Rata-rata mereka ber-IQ tinggi, memiliki bakat-bakat khusus dalam bidang bahasa, matematika, seni dan lain-lain. Kreatifitas berfikir mereka juga cukup tinggi, sehingga seringkali menemukan ide-ide baru.
Potensi anak-anak dengan kecerdasan majemuk ini dapat berkembang positif jika lingkungan memberikan pelayanan yang sesuai dengan kondisi mereka, baik lingkungan formal maupun non formal.  Sebaliknya, apabila diabaikan, akan muncul perasaan frustasi, yang berakibat negatif bagi si anak maupun lingkungan sekitarnya.  Agar hal ini tidak terjadi, perlu dirumuskan pelayanan yang diberikan kepada anak-anak istimewa ini, diantaranya:
1). Membangun kelas khusus untuk anak dengan kecerdasan majemuk. Mereka yang memiliki bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak dengan kecerdasan majemuk harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan mereka. Sistem evaluasi dan pembelajarannya pun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 2). Menyelenggarakan program akselerasi untuk anak-anak dengan kecerdasan majemuk. Program akselerasi dapat dilakukan dengan cara "lompat kelas", artinya anak dari kelas satu misalnya tidak harus naik ke kelas dua, tapi bisa langsung naik ke kelas III atau IV jika memang anaknya sudah matang untuk menempuhnya. Program akselerasi ini disebut dengan akselerasi kelas, karena dilakukan terhadap seluruh mata pelajaran. Bisa juga akselerasi terhadap beberapa mata pelajaran saja yang dianggap luar biasa, misalnya anak kelas I SD yang berbakat istimewa dalam bidang matematika, ia diperkenankan menempuh pelajaran matematika di kelas III, tetapi pelajaran lain tetap di kelas I. Demikian juga kalau ada anak kelas II SD yang sangat maju dalam bidang bahasa, maka ia boleh mengikuti pelajaran bahasa di kelas yang lebih tinggi. 3) Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Home schooling ini dapat menjadi alternatif pelayanan, sebab dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan.
            Bisa dibayangkan bagaimana dahsyatnya perkembangan bangsa Indonesia mendatang, jika saat ini generasinya terawat dengan baik. Anak-anak dengan kecerdasan majemuk merupakan generasi unggul yang menjadi aset potensial bangsa. Oleh karenanya, semua pihak yang menjadi stake holder harus serius melakukan pelayanan yang maksimal terhadap mereka. Orang tua, pendidik maupun pemerintah. Langkah pemkot dengan memberikan anggaran yang besar terhadap pendidikan anak-anak berbakat, patut didukung oleh semua elemen, baik masyarakat maupun legislatif. Semoga.







kebijaksanaan hari ini...

Menjadi berguna bagi sesama adalah cita-cita mulia. Bermanfaat untuk orang lain merupakan hal yang selalu di damba manusia-manusia bijak. Sebab kebahagiaan mereka adalah ketika dapat melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain, memberikan sesuatu yang bermanfaat pada lingkungan sekitar.
Kebahagiaan di pengaruhi oleh kegembiraan orang lain atas sikap yang telah kita perbuat. kepuasan akan lahir ketika orang lain merasa beruntung bertemu dengan kita. merasa terinspirasi oleh sikap dan pemikiran kita.

Sudahkah hari ini kita melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain? berbuat baik kepada orang-orang yang kita cintai? bersikap dan berpikir yang dapat membuat orang lain merasa bahagia...? semoga jawabannya adalah iya...

MENERIMA...

Perjalanan hidup laksana roda yang sedang berputar. Kadang diatas, kadang dibawah...tidak pernah kita selalu diatas, atau senantiasa dibawah. Pasti silih berganti atas dan bawah..
Kala sedang diatas...manusia seringkali lupa, bahwa akan tiba waktunya berada dibawah. begitu pula sebaliknya ketika dibawah, manusia terkadang merasa "kenapa aku selalu dibawah", sehingga dia lupa bahwa pernah suatu kali dia berada diatas...yahh manusiawi sekali...wajar ..
Akan tetapi "kewajaran" ini bukan justifikasi bagi kita untuk tidak dapat bersikap lebih bijak dalam menghadapi hidup. Kebijaksanaan akan lahir, jika kita dapat mensikapi kebahagian dan kemalangan sebagai taqdir tuhan yang pasti akan hadir dalam kehidupan kita. Senantiasa berpikir positif atas keberuntungan dan kesialan yang kita dapat. Semuanya sudah diatur oleh yang maha kuasa.
Sikap menerima atas kesenangan dan penderitaan, DAPAT melahirkan ketenangan batin..Ketenangan batin inilah sejatinya kebahagian... tempatnya dihati, bukan bersifat duniawi..